Rabu, 02 Oktober 2013

ERP di PT Nestle



Pada core ERP terdapat sebuah data respository terpusat dan ter'managed' yang merequest dan mensupply informasi atau data untuk suatu aplikasi operasional dalam platform universal komputer yang terintegrasi satu sama lainnya.

            Gambar 1. Komponen aplikasi utama ERP
            Pada awalnya ERP hanya diimplementasikan pada organisasi yang besar dengan organisasi yang mengunakan resources yang sangat luas, namun sekaranga penggunaan ERP sudah mengalami perubahan beberapa tahun terakhir ini, dan ERP sekarang dapat diimplementasikan pada skala perusahaan menengah dan berbagai macam industri.
            Arsitektur software ERP sekarang ini dapat merangkum fungsi-fungsi yang ada dalam suatu bisnis dan mengintegrasikannya dalam satu tempat dari gabungan database. Misalkan, fungsi dari HRD, Supply Chain Management, Customer Relationship Management, Keuangan, produksi, management gudang dan logistik, yang mana dulunya menggunakan aplikasi/software dan database masing-masing & terpisah, maka sekarang ini masing-masing unit aplikasi itu disatukan dengan satu payung, yaitu arsitektur ERP.
            SingCat Network selaku penyedia ERP, telah banyak pengalaman dalam menerapkan ERP pada beberapa perusahaan baik swasta murni maupun BUMN.
Nestle membutuhkan teknologi informasi yang bisa menyatukan semua bisnis unit Nestle di seluruh dunia dan mengaplikasikan proses bisnis yang efisien dan efektif. Oleh karena itu pada tahun 2000, Nestle meluncurkan proyek GLOBE (Global Business Excellence). Tujuan dari proyek GLOBE adalah meningkatkan kinerja dan efisiensi bisnis Nestle di seluruh dunia. GLOBE ini merupakan sistem ERP (enterprise resource planning) yang menggunakan software SAP. Proyek ini terbagi menjadi empat kegiatan pokok, yaitu Business Excellence, Data Standard&Data Management, Information Technology dan Global Template.
Proyek GLOBE di Indonesia mulai diterapkan pada tahun 2003. Dengan menerapkan sistem ERP maka perusahaan bisa mensinergikan keseluruhan proses bisnis yang ada di perusahaan tersebut sehingga dicapai proses bisnis yang efisien dan efektif, serta memberikan kemudahan terjadinya “sharing knowledge” antar masing-masing bagian. 

Dampak yang ditimbulkan dari Penerapan ERP pada PT Nestle Indonesia
Adapun dampak positif dari penerapan ERP ini ialah dapat mempercepat proses manufaktur dengan mengotomatisasi proses dan alur kerja, dan sebagai hasilnya, juga mengurangi kebutuhan untuk membeli persediaan dalam jumlah besar karena kita sudah bisa memplaningkan berapa besar bahan baku yang diperlukan untuk mencapai target yang ditentukan. Selain itu ERP ini mampu menyatukan semua departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu sistem computer yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi. Dapat juga menurunkan biaya pemrosesan transaksi dan hardwork dan menghasilkan struktur organisasi, tanggung jawab manajerial,dan peran kerja yang lebih fleksibel.
Adapun beberapa dampak negatif penerapannya yang terintegrasi dan organisasi harus merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP ditambah dengan adanya resistance to change dari personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis. Selain itu ERP yang diterapkan dalam perusahaan Nestle ini di Indonesia, karena bagian karyawan supervisor bagian bawah mengalami kesulitan dalam menggunakan ERP hal ini dapat dilihat dengan kebiasaan karyawan yang menginput menggunakan kertas sehingga butuh pengenalan terhadap system ERP ini. Sehingga terkadang timbul masalah karena dalam system ERP ini jika satu bagian tidak menginput data maka akan membuat bagian yang lain terhenti dan dapat mengganggu proses kegiatan produksi yang sedang berjalan, karena mereka harus berbagi konsentrasi antara input data dan pekerjaan operasional. Selain itu keulitannya adalah adanya perbedaan tampilan di software baru ini dibandingkan dengan software lama. Dalam menerapkan aplikasi ERP ini sebaiknya ada khusus tim IT atau konsultasi IT diperusahaan. Proses  pengaplikasian ERP ini dapat dikatakan berjalan lambat karena proses pengalihan dari istem lama ke system baru sehingga dapat dikatakan tingkat kesuksesannya tidak makimal.